Bismillah...
Sabtu (30/11/2013)
Akhir bulan ini diadakan pembekalan umum Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa atau disingkat dengan KKNM. Program ini merupakan program rutin yang dilaksanakan oleh LPPM Unpad setiap dua kali setahun di akhir semester dalam rangka memperkenalkan mahasiswa dengan kehidupan di pedesaan dan memberikan kontribusi nyata oleh mahasiswa untuk para warga desa. Hal inilah yang mendasari saya dkk angkatan 2011 umumnya mengikuti program KKNM ini. Walaupun sebenarnya jatah angkatan 2011 untuk mengikuti KKNM Januari tahun depan, namun ada juga angkatan 2010 yang baru ikut KKNM. Di kelompok saya pun ada angkatan 2010 dan tentu saja angkatan 2011 yang tergabung dalam kelompok KKNM Desa Cibalanarik, Kec. Tanjungjaya, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat.
Jadwal pembekalan KKNM kelompok saya pukul 10:00-12:00 WIB namun baru dimulai pukul 10:15 WIB di Fakultas Peternakan (Fapet) Unpad di gedung 4 lantai 2 ruang 8. Saya pun segera bergegas menuju fakultas yang berhubungan erat dengan hewan ternak itu dan sampai pukul 10:20 WIB. Saya datang sedikit terlambat, karena sempat tidak tahu jadwal pembekalan kelompok Cibalanarik. Ketika saya masuk ke ruangan, saya diminta untuk memperkenalkan diri. Ternyata di dalam ruangan tidak hanya kelompok Cibalanarik saja, tapi juga ada kelompok desa tetangga.
Setelah pembekalan KKNM selesai, saya dkk kelompok Cibalanarik berkumpul dan berkenalan satu sama lainnya. Ada kata pepatah bilang, "Tak Kenal, Maka Tak Sayang", nah untuk itulah saya berinisiatif memulai perkenalan tersebut dan supaya nanti saat kami bersama-sama KKNM di satu desa yang sama, kami sudah bisa membaur dan bisa saling berkerjasama. Saat perkenalan tadi ada 16 orang yang hadir dari total 18 orang. Dua orang lagi adalah teman-teman saya di UKM Pramuka Unpad, yakni Dudi dari FIB dan Wahyu dari Fapet. Kebetulan mereka sedang mengikuti masa penerimaan anggota baru Pramuka Unpad di Garut. Saya sendiri tidak bisa ikut karena ada beberapa agenda dan tentu saja menghadiri pembekalan KKNM ini.
Inti dari pembekalan KKNM tadi adalah ketika kita mengikuti KKNM itu bukan sekadar liburan, seperti yang didengung-dengungkan oleh para senior. Setiap kali saya bertanya ke senior mengenai KKNM, pasti rata-rata mereka langsung bilang kalau kita nanti liburan. Tapi sebenarnya bukan begitu loh. Memang KKNM itu saat waktu liburan, namun yang benar adalah "belajar dari masyarakat" begitulah yang disampaikan oleh Pak Fredy yang mengisi pembekalan kepada saya dkk. Kalau saya boleh bilang, KKNM itu ajang kita bermain sambil belajar seperti konsep PAUD. Cuman kali ini diubah jadi "liburan sambil belajar". Jadi memang yang utama kita untuk belajar dari kehidupan di desa dan tentu saja bisa pula liburan, liburan yang bermanfaat pastinya.
Melalui KKNM, saya dkk berharap bisa mendekatkan diri dengan warga desa mengenai kehidupan sebenarnya di pedesaan itu seperti apa dan bagaimana pula mereka bisa menjalankan aktivitasnya yang mungkin saja serba kekurangan tanpa fasilitas lengkap seperti di kota. Lalu, kami juga bisa saling memahami satu sama lain dalam satu kelompok KKNM untuk saling bekerjasama, gotong-royong, musyawarah, menghargai, dan berempati.
Oh ya, sejak sekarang saya dkk harus lebih giat belajar bahasa Sunda dengan baik, ya minimal tahu bagaimana tata cara berbicara yang sopan dengan bahasa tanah pasundan dan mengenal kebudayaannya. Kearifan lokal tersebut harus diketahui oleh teman-teman yang mengikuti KKNM supaya tidak canggung dan mudah beradaptasi dengan masyarakat dan lingkungan desa.
Oke deh, sekian catatan hari ini. Semoga KKNM nanti bisa lancar dan sukses deh untuk kelompok Cibalanarik yang insyAllah anak2nya asyik dan tempatnya menarik untuk dikunjungi :)
Wassalam...
*selanjutnya insyaAllah saya dkk Kelompok Cibalanarik akan survei ke tempat KKNM kami pada Sabtu depan (7/12/2013). Namun apabila tidak pada bisa, terpaksa harus diundur dan disepakati bersama lagi untuk survei.
Hi-Tech Student Day 2012
Sabtu, 30 November 2013
Rabu, 02 Oktober 2013
Rabu, 11 September 2013
Tak Ada Kata Kalah dan Menyerah
B
|
agi seorang Nick Vujicic, menjalani kehidupan di dunia dengan bahagia merupakan
anugerah terbesar yang diberikan Sang Maha Pencipta kepada setiap manusia.
Perjalanan hidup seorang manusia pasti memiliki ragam lika-liku kehidupan, baik
kebahagiaan dan kesedihan yang saling silih berganti hinggap dalam hidup
manusia. Namun Nick Vujivic mampu menyelaraskan kehidupannya dengan penuh
keikhlasan dan kebahagiaan walau ada sisi kesedihan di dalamnya karena sebagian
orang turut berempati dengan kondisi yang dialaminya.
Referensi:
Biografi Tokoh Dunia, 2013. Biografi Nick Vujicic - Bukti Tuhan Maha Adil. Diakses dari http://kolom-biografi.blogspot.com/2012/02/biografi-nick-vujicic-bukti-tuhan-maha.html
pada Rabu, 11 September 2013 pukul 22.11 WIB.
lifewithoutlimbs.org, 2013. LIFE WITHOUT LIMBS. Diakses dari http://www.nickvujicic.com pada
Rabu, 11 September 2013 pukul 22.08 WIB.
lifewithoutlimbs.org, 2013. ATTITUDE IS ALTITUDE. Diakses dari http://www.nickvujicic.com pada
Rabu, 11 September 2013 pukul 22.09 WIB.
Vujicic, Nick. 2013. ABOUT
NICK: HIS STORY. Diakses dari
http://www.attitudeisaltitude.com/about-nick-his-story pada Rabu, 11 September
2013 pukul 22.05 WIB.
Vujicic, Nick. 2013. "Something
More" Music Video. Diakses dari http://www.youtube.com/watch?v=GrV_ZvwZRvw
pada Rabu, 11 September 2013 pukul 22.02 WIB.
Kamis, 18 Juli 2013
Jumat, 28 Juni 2013
UN Masih Perlukah dilaksanakan?
JATINANGOR, WARTA BIRU – Pelaksanaan Ujian Nasional
(UN) tingkat SMA sederajat telah usai dan pengumuman hasil kelulusannya pun
sudah ada pada Jumat (24/5) melalui pos ke rumah siswa masing-masing seperti
yang dilakukan SMAN 1 Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Namun, apakah
penyelenggaraan UN itu sudah tepat sebagai media kelulusan para siswa dan dana
yang dikeluarkan sudah sesuai dalam mencapai kualitas pendidikan yang ingin
dicapai pemerintah?
Ujian Nasional masih menjadi buah bibir yang hangat diperbincangkan di
ranah pendidikan setiap menjelang kelulusan. Menurut Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten Sumedang, Herman Suryatman mengatakan UN sebagai media evaluasi dan
media standarisasi masih diperulukan namun bila sebagai instrumen menentukan
kelulusan para siswa, UN tidak diperlukan.
“Menurut hemat saya, UN bukan menjadi indikator kelulusan. UN hanya
menjadi indikator untuk memotret dan mengevaluasi progress pendidikan secara nasional dan untuk kelulusan sebaiknya
seratus persen diserahkan ke sekolah. Bila UN sebagai media evaluasi dan media
standarisasi, saya kira dibutuhkan. Tapi sebagai instrumen menentukan
kelulusan, saya kira UN tidak dibutuhkan. Biarkan guru, biarkan sekolah yang
menentukan kelulusan karena mereka lebih tahu. Kalau untuk evaluasi standar
kelulusan nasional, saya kira sah-sah saja”, ungkap Herman.
Herman lanjut menjelaskan, dengan sistem pendidikan yang ada saat ini
lebih menitikberatkan pada sisi knowledge
(pengetahuan) atau intelektual (kognitif). Padahal seharusnya pendidikan itu
bisa mengkombinasikan antara knowledge (pengetahuan), attitude (sikap), dan skill (kemampuan).
Ketiga hal tersebut harus bisa beringingan supaya para siswa setelah lulus bisa
mengaplikasikan ilmunya untuk meningkatkan kualitas hidupnya dan memberikan
manfaat bagi masyarakat serta bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
baik.
Berbeda dengan Herman, menurut Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN 1
Jatinangor, Maman Rahmana mengungkapkan lebih baik dana penyelenggaraan UN
dimanfaatkan untuk pembangunan dan pengembangan sarana-prasarana sekolah,
seperti laboratorium. Menurutnya, sarana dan prasarana sekolah-sekolah di
daerah masih kurang termasuk di SMAN 1 Jatinangor justru belum ada laboratorium
yang memadai. Maman juga beranggapan pelaksanaan UN seperti
menghambur-hamburkan uang negara dan dilihat kurang tepat sasaran penggunaan
uang negara untuk pendidikan di Indonesia.
“Terus terang kami berharap kepada pemerintah, lebih baik uang UN itu
diberikan untuk bantuan sekolah. Misalnya kan untuk sarana dan prasarana
sekolah yang kurang, seperti laboratoriumnya tidak ada. Kenapa tidak begitu
saja dengan uang UN yang milayaran atau bahkan triliyunan. Mendingan manfaatkan
uang UN itu untuk pengembangan sarana dan prasarana sekolah. Kalau dilihat
pelaksanaan UN ini seperti menghambur-hamburkan uang negara karena honor untuk
tim independen, untuk satu orang pengawas itu di atas Rp 1 juta selama 3 hari.
Sekarang ada berapa ribu yang jadi pengawas UN? Padahal hanya melihat-melihat
pelaksanaan UN. Makanya, uang UN itu untuk pembangunan sarana-prasarana sekolah
khususnya sekolah-sekolah di daerah”, ungkapnya.
“Kan
kadang-kadang di daerah-daerah suka ditemui sekolah yang mau runtuh, sekolah
udah mau ambruk, ada yang tidak pakai alas/ lantai. Sekolah itu harus sama lah
minimal fasilitasnya, seperti laboratoriumnya dilengkapi semua dan sarana
gedung olah raga. Di SMAN 1 Jatinangor belum ada gedung khusus olah raga atau
lapangan terbuka. Kalau saja diberi Rp 1 milyar, kami bisa membangun lapangan
terbuka yang luas dan gedung serbaguna untuk pentas seni dan olah raga”, ujar
Maman kembali.
Maman menambahkan pelaksanaan UN boleh berjalan tapi jangan jadi tolak
ukur kelulusan siswa. “Serahkan saja pada sekolah, nah nanti sekolah saja yang
mengkonversi nilai siswanya sendiri. Karena begini ya, misalnya ada anak-anak
yang kelakuannya tidak bagus, sikapnya tidak bagus tapi ketika UN tiba-tiba
nilainya bagus dan dia lulus. Sedangkan yang juara olimpiade malah tidak lulus,
kan aneh sebetulnya”, ucapnya.
Tahun ini, ada 253 siswa yang mengikuti UN dari SMAN 1 Jatinangor dan
para siswanya lulus semua dengan nilai rata-rata 7,00. “Kalau tahun lalu kan
nilainya besar-besar tapi tahun sekarang kan tidak. Ya alhamdulillah lah tahun ini lulus semua dengan rata-rata 7,00 untuk
tahun ini. Tahun lalu kan banyak ada yang dapat 9,00 bahkan 10,00 tiap mata
pelajarannya tapi tahun sekarang kan tidak karena beda lah sistem tahun lalu
sama tahun ini. Nilai paling jelek 6,00 dan paling besar 9,00. Yang paling
bagus rata-ratanya dari IPS itu sekitar 8,00 sama halnya dengan IPA”, kata
Maman.
Berbeda dengan pengumuman kelulusan tahun sebelumnya, pada tahun ini
pengumuman hasil kelulusan UN SMA sederajat melalui pos. Hal itu juga dilakukan
di SMAN 1 Jatinangor. Maman mengatakan pihak SMAN 1 Jatinangor khawatir bila pengumuman
kelulusan UN secara langsung di sekolah akan ada aksi coret-coret apalagi
kebut-kebutan di jalan. Maka untuk menghindari hal tersebut, para siswa disuruh
menulis alamat rumah mereka. Kemudian, pihak sekolah mengirimkan hasil
kelulusan ke rumah siswa masing-masing.
“Pengiriman hasil kelulusan melalui pos dengan perangko kilat supaya
segera sampai ke rumah para siswa. Ya sampai di rumah siswa sekitar pukul 1-2
siang. Kecuali bagi rumah siswa yang jauh. Karena dikirim Jumat, kalau tidak
keburu karena Sabtu-Minggu libur, kemungkinan Senin baru sampai”, tambah Maman.
Pelaksanaan
UN tahun ini di SMAN 1 Jatinangor berjalan dengan tertib dan aman. Dalam
pendistribusian soal UN, soal ujian diambil sekitar pukul 4-5 pagi ke Dinas
Pendidikan Kabupaten Sumedang yang dikawal polisi sampai ke sekolah pukul
6:30-7 pagi selama 3 hari pelaksanaan UN. (DRS)
Selasa, 21 Mei 2013
Alvin Adam Perkenalkan Jurnalisme Rasa
Sesi tanya-jawab dalam diskusi ‘Jurnalisme Rasa bersama Alvin
Adam’ pada Selasa (14/5) di Ruang Oemi, Fikom Unpad, Jatinangor, Sumedang
FOTO: Deden Rochman Saputro
|
“Buat talkshow atau program
jurnalistik itu dengan jurnalisme rasa. Jurnalisme yang pakai empati dan juga
pendekatan dengan hati”, kata Alvin. Dia juga mengungkapkan dalam bidang
apapun, jurnalisme rasa bisa diaplikasikan dan dijadikan sesuatu hal yang bisa
memberikan pendekatan secara berbeda dan lebih dekat.
Salah satu mahasiswa yang hadir dalam diskusi itu, Indra (20) mengatakan
jurnalisme rasa menjadi hal penting dan diperlukan dalam kegiatan jurnalistik.
“jurnalisme rasa itu penting. Jurnalisme rasa diperlukan saat wawancara,
khususnya untuk pihak terwawancara harus merasa nyaman saat diwawancara”, ucap Indra.
Selain menyampaikan jurnalisme rasa itu sebagai pendekatan dengan hati
dan rasa empati, Alvin
juga menuturkan kalau entertainment news itu
juga punya value (nilai). “entertainment news juga punya value dengan jurnalisme rasa”, tambahnya.
Tidak adanya audiens dalam tayangan Just
Alvin karena tidak ada a touchment
antara audiens dengan narasumber. Justru yang ingin dimunculkan dalam tayangan
itu adalah indepth (kedalaman)
informasi untuk menggali informasi lebih dalam dan ekslusif.
Menurut Alvin, Just Alvin menyuguhkan
friendship (pertemanan) yang membuat
kenyamanan dengan adanya untold story.
“Untold story itu yang belum dishare. Kedua,
keluar apa adanya saat dia benar-benar merasa nyaman. Kalau orang tidak nyaman,
maka tidak mau cerita banyak dan percaya sama orang lain untuk menceritakan
rahasianya. Jangan membuka rahasia orang, itu penting tidak? Kecuali di situ
ada kepentingan baru kita buka, kalau tidak ada, ya tidak apa-apa dan untuk
apa?”, tegasnya.
Prof Deddy Mulyana, Dekan Fikom Unpad mengungkapkan diskusi mengenai jurnalisme rasa ini bertujuan
untuk menjembatani antara teori komunikasi dengan praktek komunikasi khususnya
melalui tayangan program Just Alvin. Prof Deddy berpandangan walaupun Alvin
Adam bukan lulusan komunikasi, namun dia adalah praktisi komunikasi di bidang
program televisi entertainment yang
menggunakan jurnalisme rasa yakni jurnalisme yang menggunakan empati.
“Bila kita sebagai manusia mampu menyikapi pemaknaan yang ada di alam
seperti burung-burung terbang dan mencari makan, kita akan mampu menangisinya
sebagai ciptaan Sang Maha Kuasa. Itulah kita menggunakan ‘rasa’ kita dengan
empati terhadap pencipataan-Nya. Begitu pula dengan jurnalisme dan ilmu
komunikasi”, tutur Dekan Fikom Unpad.
Herlina Agustin selaku Ketua Jurusan Jurnalistik Fikom Unpad bertindak
sebagai moderator. Dia pun mengungkapkan acara Just Alvin yang ditayangkan di Metro
TV adalah acara talkshow yang
banyak berkaitan dengan entertainment
atau disebut dunia showbiz. Tapi yang
diangkat adalah mengenai orang-orang di dunia showbiz untuk bisa menyampaikan pendapatnya. Lalu dia memberikan
pandangan mengenai untold story yang
ada pada tayangan Just Alvin.
“Untold story itu bukan masalah
pribadi. Bagi saya, masalah pribadi yang diungkapkan kepada banyak orang tidak
ada manfaatnya untuk orang lain. Tapi kalau di dalamnya masalah publik, itu ada
sesuatu. Karena itu untuk program Just
Alvin segmentasinya untuk orang-orang yang menyukai masalah privat.
Bagaimana menyelesaikan masalah privat bukan sekedar mengungkapkan masalah
privat”, ungkap Herlina.
Selain
itu pula, saat ditanya mengenai acara Just
Alvin bukan masuk ke produk jurnalistik, Herlina pun berpandangan acara
tersebut mempunyai kepentingan lain. “Loyalitas warga adalah kewajiban
jurnalis. Mungkin ini merupakan jurnalis yang menyelesaikan masalah pribadi.
Jurnalis yang benar-benar mengangkat masalah-masalah publik bukan sekedar
masalah pribadi tapi bisa menyelesaikan masalah sosial”, ujarnya. (DRS)
Penyerahan buku dan plakat oleh Prof Deddy Mulyana didampingi
Aceng Abdullah, M.Si selaku PD 3 Fikom Unpad kepada Alvin Adam di sesi akhir
diskusi ‘Jurnalisme Rasa’
FOTO: Deden Rochman Saputro |
Senin, 29 April 2013
Laporan Bagaimana Jurnalis Menggunakan Media Sosial Untuk Menunjang Profesinya
Perkembangan tekonologi informasi dan komunikasi
menuntut seseorang yang berada dalam era globalisasi untuk ikut terjun dalam
arus perkembangannya. Hal ini seakan-akan menjadi wajar dan patut dicermati
oleh semua kalangan masyarakat untuk bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan
zaman, salah satunya melalui media sosial. Berjamurnya media sosial saat ini
menimbulkan efek “ketagihan” bahkan “keranjingan” akan situs media sosial,
seperti facebook dan twitter. Dua media sosial tadi
barangkali Anda sudah memilikinya bahkan aktif berselancar di dunia maya
melalui akun media sosial tersebut.
Banyak kelebihan ataupun kekurangan yang ditimbulkan
dari media sosial tersebut. Kelebihan yang kita bisa rasakan adalah bisa
bersosialisasi dan berinteraksi tanpa lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Tentu
saja kemudahan berkomunikasi ini jadi lebih mudah dan tergolong murah tanpa harus
banyak mengeluarkan uang. Selain itu pula, kemudahan berkomunikasi atau sekedar
berbagi informasi bisa dilakukan kapanpun dan di manapun kita berada. Namun ada
saja kekurangan dari media sosial tersebut, di antaranya kita bisa lupa waktu,
menjadi orang yang tiba-tiba individualis, dan sebagainya. Ada istilah yang
menyebutkan kalau internet khususnya media sosial itu “menjauhkan yang dekat dan
mendekatkan yang jauh”.
Media sosial kini tidak hanya digunakan oleh individu
saja, melainkan juga digunakan oleh beberapa instansi ataupun kelompok yang
terdiri dari individu-individu. Awal mula media sosial diciptakan memang untuk
memudahkan interaksi manusia di dunia maya dan saling berbagi informasi. Hal
inilah yang juga dipandang oleh beberapa instansi untuk mempunyai akun media
sosial seperti twitter. Pengguna twitter di Indonesia saat ini menduduki
peringkat ke-3 terbesar di dunia. Hal ini wajar saja dengan banyaknya para
remaja atau anak muda yang menggunakan media sosial ini. Bahkan instansi atau
lembaga pemberitaan, seperti stasiun televisi, radio, atau media cetak pun
turut ikut dalam perkembangan media sosial twitter.
Tujuannya tak bukan tak lain untuk menggaet
segmentasi mereka melalui dunia maya.
Untuk menunjang keterlibatan instansi atau lembaga pemberitaan
di ranah media sosial, maka tak heran kalau wartawan atau jurnalis dari lembaga
berita tersebut turut serta di media sosial. Apalagi perkembangan twitter di Indonesia sudah dipandang
sebagai salah satu sarana berkomunikasi dan saling berbagi informasi yang
mudah, murah, cepat, dan bisa berkali-kali.
Kali ini, saya akan menganalisis tentang penggunaan
media sosial khususnya twitter milik
seorang presenter berita televisi swasta nasional. Dia tampil di layar kaca
pada malam atau dini hari untuk menyuguhkan berita di suatu program berita RCTI
yakni Seputar Indonesia Malam (Sindo Malam). Program berita tersebut tayang
pada Senin-Jumat sekitar pukul 01:00 atau 02:00 WIB. Program berita yang berdurasi 30 menit ini
dibawakan oleh Zurayda Salim, presenter berita yang juga aktif menggunakan
media sosial twitter baik untuk
menyampaikan program beritanya, saat dia liputan, maupun sekedar berinteraksi
di twitter bersama teman-temannya.
Akun twitter Zurayda
Salim yaitu @zuraydasalim1 dengan
pengikut (follower) sebanyak 13.256
hingga Kamis, 25 April 2013 jam 9 malam. Dia sendiri hanya mengikuti (follow) 54 akun twitter lainnya dan dia
sudah menulis tweet sebanyak 3.217
kali. Beberapa postingan-nya di twitter cukup beragam, mulai dari
sekedar bercengkrama dengan teman-temannya khsusnya dengan kru RCTI,
mengabarkan program berita yang dibawakannya, melaporkan saat dia liputan ke
lapangan, ataupun sekedar balasan dari para fans atau penggemarnya melalui mention.
Selama sepekan lalu mulai hari Jumat, 19 April 2013
hingga Kamis, 25 April 2013 dia sudah memposting sebanyak 34 tweet. Percakapan dia di twitter paling banyak dijumpai pada
Jumat pekan lalu (19/4/2013) sebanyak 12 kali di mana isi tweet-nya bermacam-macam. Berawal dari postingan dia tentang promosi program berita Sindo Malam yang biasa
dia bawakan pada dini hari. Tentu saja, untuk meningkatkan rating program berita yang dibawakannya, maka salah satu cara
dengan melalui twitter. Apalagi
Zurayda cukup eksis di media sosial tersebut.
Dari postingan awal
pada Jumat, 19 April 2013 itu mendatangkan respon dari sejumlah akun twitter lainnya dengan me-mention ke twitter Zurayda. Berikut adalah tampilan sejumlah transkip tweet dari @zuraydasalim1 pada Jumat pekan lalu mulai dari yang paling update saat itu nomor 1 hingga postingan paling awal pada nomor 12:
Ga masalah mereka
meragukanmu saat ini. Tapi saat kamu sukses mereka akan percaya kalau kamu
adalah pribadi yang HEBAT !
Di-retweet
oleh ZURAYDA SALIM (ZEDA)
Liputan dilapangan
*merenung.., Begitu banyak rakyat kecil menderita di.negeri ini*!! Memanfaatkan
moment untuk berbagi dan bersyukur :')
Yuk!! Sbtu pulang :) @Ceria_Alshi: @zuraydasalim1 alhamdulillah baik
juga..kapan ke surabaya kangen ngerumpi sambil maem bakso..hehehehe :)
Hi made,tambah enduut
ye.., @igustimade1: @zuraydasalim1 skrg RCTI yo?"
Hai dear,alhmdlilah
baik,pa kbr kamuh? @Ceria_Alshi:
@zuraydasalim1 apa
kabar??tambah cantik aja :)"
Temen-temen yg mau
gabung di redaksi RCTI sbg reporter, mari datang ke jov fair di IBX 2013, di
Balai Kartini. See youuu.. :)
Di-retweet
oleh ZURAYDA SALIM (ZEDA)
Semangat!! My dear U
can do it! “@FatinSL: Doain aku sama
peserta lainnya bisa nampilin yg terbaik ya hari ini,terimakasiiiih!😘”
Berita yg utama “@hotmir7285 @zuraydasalim1 ditanya doi nih @Andrian_NoLast: Sindo
malam yg gw liat Zurayda Salim,Beritanya kelaut aja”
U're welcome @dedhitprakoso: @zuraydasalim1 halo Kak, re-take sekali
lagi ya red carpet ASI nya hehe, thanks keren hasilnya. :)"
Thnx 4 watching @SindoRCTI Malam :)
Thnx 4 watchng @posma07: Wajah optimis @zuraydasalim1 .. Pengen seperti
dia,hop,hop,hop pic.twitter.com/HljMNQPOa4"
Korupsi di Indonesia
semakin parah!! Anggaran pendidikan 2013,sasaran empuk Koruptor!! Saksikan
penelusuran @SindoRCTI Malam pk.01.57
Wib
Zurayda tidak hanya mengirim tweet dan membalas tweet (reply) saja, tapi dia juga me-retweet postingan akun twitter orang
lain yang mungkin saja menurut dia menarik. Selain itu, dia juga menjawab mention dari akun orang lain ke twitter-nya. Pada hari selanjutnya
hingga Kamis, 25 April 2013, tweet-nya
didominasi dengan percakapan biasa atau interaksi sosial dengan teman-temannya
di twitter. Berikut adalah transkip tweeter-nya dari 20-25 April 2013
(urutan nomor 1 berarti tweet paling update):
Libur dulu cuti :)
"@Anumu_ID: Sudah beberapa
tengah malam tdk melihat @zuraydasalim1
, kmn ya dia ?"
Ikuti rangkaian
Roadshow #RCTIOKE
di Surabaya! 25 Apr: @SindoRCTI
Goes To Campus Univ. Airlangga | 26 Apr: @SindoRCTI
Goes To Campus UPH Sby
Di-retweet
oleh ZURAYDA SALIM (ZEDA)
Bagus ko, trmksih ya @tholhah_Zaryab: salah satu
kartini masa kini,maaf ka zeda kl kurang bagus... cc @zuraydasalim1 pic.twitter.com/7CfUM50kKH"
*krik.krik ;) @DokterSolusi: Saat orang2 pd mengagumi
boy/girlband, saya lebih memilih mengagumi presenter berita RCTI ini @zuraydasalim1"
Makasieh ya ;) @azzuth: Ka @zuraydasalim1 ini 1 lg, ava nya pic.twitter.com/hqWpYNtEZH"
Wow Nice! Thankyou ;) @azzuth: @zuraydasalim1 ini avatar buat ka zeda :) pic.twitter.com/yL8yaykJ8V"
:D "@ade_yudian: Inginnya satu frame tp ga bisa
@zuraydasalim1: Hahaha @ade_yudian: Sesuatu yg di sengaja itu ... http://m.tmi.me/SP6Nt "
Hahaha.. "@ade_yudian: Sesuatu yg di sengaja itu :)
RT @zuraydasalim1: Hiii.., @ade_yudian Dibelakang foto pict.mu ad
penampakan tuh"
To be honest, you're
the only one I've ever spent this much time and effort on.
Di-retweet
oleh ZURAYDA SALIM (ZEDA)
Hiii.., @ade_yudian Dibelakang foto pict.mu ad
penampakan tuh
Cc: @rubymadjid “@luthfialawi: @zuraydasalim1 mba 2014 ikut nyaleg
gak?,kalau di dapil saya pasti menang,terpukau dengan suara nya
Itu ud jelek “@Virdaussanz: mbak @zuraydasalim1 klo siaran sekali2 agak
jelek dikit napa? kan bosen jg ntonnya klo cantik mulu.. :O”
Thankz 4 watching 2
SISI @OfficialRCTI
Just because we
haven't been talking, that doesn't mean I haven't been thinking about you all
the time.
Di-retweet
oleh ZURAYDA SALIM (ZEDA)
Ternyta ad bahya
dbalik keindahn seni tato,simak DuaSisi Pkl.16.00sore in with @zuraydasalim1 di @OfficialRCTI pic.twitter.com/GDSxKBDJXv
Di-retweet
oleh ZURAYDA SALIM (ZEDA)
Selamat Hari Kartini
WANITA INDONESIA :) http://twitpic.com/ckv7g2
Gantengnya..!! ;) @IsyanaBagoesOka: Gyan uda
kaya anak gede pake bajunya @kiddystory
:) pic.twitter.com/QQzTZs6ftg”
Seni Tato memang indah
tapi jika tdk sesuai standard? #DUASISI
DI BALIK KEINDAHAN TATO w/ @zuraydasalim1
sore ini 16.00 wib @OfficialRCTI
Di-retweet
oleh ZURAYDA SALIM (ZEDA)
?? @oBeTKeN: Titisan Hawa #MahaKaryaTuhan
@zuraydasalim1 pic.twitter.com/ICy6WivxQH""”
Selamat pagi dan
selamat berakhir pekan idolaku om @ariyoardi
dan juga pak @AriefSuditomo
koko @MrTjandra dan tante @zuraydasalim1 :-D
Di-retweet
oleh ZURAYDA SALIM (ZEDA)
:) @AdeCuit: baru nemu twitter'nya mb zurayda
>> @zuraydasalim1 <<
asli ng'fans bnget. pling suka ng'liat mb zuraida siaran. kereen n_n"
Thnx 4 watching @SindoRCTI Malam
Penggunaan media sosial memang ada dampak baiknya bagi
seorang wartawan atau jurnalis khususnya bagi presenter berita untuk
mempublikasikan program berita atau instansi pemberitaannya bahkan dirinya
sendiri supaya eksis di dunia maya. Dengan demikian, khalayak yang juga aktif
di media sosial bisa mengetahui perkembangan ataupun berbagai hal yang seorang
wartawan tampilkan di media sosial baik sekedar berbagi informasi dan juga
berinteraksi.
Hal itu juga mampu meningkatkan popularitas seorang
wartawan dan juga instansi yang menaunginya supaya lebih dikenal lagi oleh
khalayak yang memang notabene sudah
melek media sosial. Semoga saja dengan perkembangan media sosial tadi tidak
hanya sebatas euforia saja bagi
seorang wartawan melainkan juga bisa dimanfaatkan seluas-luasnya untuk
kepentingan bersama dalam hal berbagi informasi yang layak diketahui oleh
khalayak.
Langganan:
Postingan (Atom)