Hi-Tech Student Day 2012

Hi-Tech Student Day 2012
Foto bersama Kakak-Kakak Pramuka Unpad dengan Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia usai upacara peringatan HUT RI ke-68 pada Sabtu (17/8/2013) di Kampus Unpad Dipatiukur, Bandung

Sabtu, 26 April 2014

"Every Trail Start Here"

Menembus Puncak Cikuray

oleh: Deden Rochman Saputro


Tahukah kamu di mana letak tanah tertinggi di Garut, Jawa Barat? Menelusuri lebih dalam kawasan penghasil dodol ini, terdapat Gunung Cikuray yang merupakan tanah tertinggi "Swiss Van Java" julukan untuk Garut. Ketinggian Gunung Cikuray mencapai 2.814 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Gunung Cikuray di tanah "Swiss Van Java", Garut, Jawa Barat (Foto: Google.com)
Di penghujung tahun 2011, tepatnya 2-4 Desember menjadi edisi pertama pendakian pertamaku. Ya, pendakian bersama kawan-kawan Pramuka Unpad ke Gunung Cikuray yang diawali dengan sambutan guyuran hujan yang menghiasi sepanjang perjalanan kami dari Jatinangor sampai di Garut. Waktu itu, kami berangkat sore sekitar pukul 16.00 WIB dan hingga petang hari, hujan masih enggan berhenti. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangat kami untuk bisa menggapai Puncak Cikuray.

Saat malam tiba, kami pun istirahat sejenak untuk makan, sholat, mengecek perlengkapan, dan briefing bersama. Briefing dilakukan untuk mengetahui medan pendakian yang kami akan tempuh. Pengecekan perlengkapan juga dilakukan untuk memastikan perjalan kami tercukupi dengan perbekalan yang sudah disiapkan sebelumnya. Kami juga melakukan peregangan otot-otot badan setelah beberapa langkah menelusuri perkebunan teh kaki Gunung Cikuray.

Peregangan otot-otot badan (Dok. Pramuka Unpad)
Berhubung hujan baru saja reda, maka kami harus berhati-hati melintasi tanah yang gembur dan jalan batu yang licin. Kami melintasi perkebunan teh yang terletak di kaki Gunung Cikuray ditemani dengan suara jangkrik tanpa adanya penerangan. Walaupun begitu, kami tetap asyik menikmati perjalanan ini karena sesekali diselipi canda-tawa dari kakak-kakak Pramuka Unpad.

Saat memasang tenda di kaki Gunung Cikuray ditemani sinar sang rembulan, 2 Desember 2011 pukul 23.47 WIB
(Dok. Pramuka Unpad)
Tatkala malam sudah semakin larut, kami memutuskan untuk beristirahat dengan memasang tenda di sekitar kebun teh. Sinar sang rembulan yang begitu indah menemani kami di kaki Gunung Cikuray. Dari sana, terlihat kerlap-kerlip Garut dan Tasikmalaya. Wah, sungguh indah ciptaan Sang Maha Pencipta.

Esok harinya, kami melanjutkan perjalanan kami dan tidak lupa untuk leave no trace yakni tidak meninggalkan sesuatu apapun selain jejak kami. Sebelum perjalanan dilanjutkan, kami menggunakan peta navigasi sebagai panduan pendakian ke Puncak Cikuray. Kami juga menimbang barang bawaan kami yang ada dalam tas keril. Kami pun membagi-bagi berat beban tas keril sama rata supaya "berat sama dijinjing, ringan sama dipikul". Dengan begitu, merupakan awal dari pembentukan kekompakan dan kekeluargaan di antara kami.

Pesona alam kaki Gunung Cikuray kala pagi hari (Dok. Pramuka Unpad)
Jalur menuju Puncak Cikuray sebenarnya sudah ada, namun sebagai calon anggota (caang) Pramuka Unpad, saya dan 13 orang lainnya diminta mencari jalur lain dengan kemampuan peta navigasi yang sudah diajarkan saat materi kelas sebelumnya. Saat pendakian inilah, kami langsung mempraktekan berbagai materi perjalanan dan pendakian ke gunung. Walau kami disuruh untuk bisa mandiri, tetapi kakak-kakak panitia lainnya tetap mendampingi kami. Ada yang bertindak sebagai advance (kelompok pendakian paling depan) maupun sweeper (kelompok pendakian paling belakang)

                              

Di tengah perjalanan, sesekali kami berhenti untuk istirahat khususnya menunggu kawan kami yang memang belum terbiasa mendaki gunung. Kami saling memberikan dukungan dan motivasi untuk bisa mencapai Puncak Cikuray bersama-sama. Langkah demi langkah kami lalui dan tibalah kami di puncak bayangan Gunung Cikuray. Kabut pun menyelimuti puncak bayangan kala sore itu saat kami memasang tenda untuk bermalam.

Kabut menyelimuti puncak bayangan Gunung Cikuray (Dok. Pramuka Unpad)
Bermalam di puncak bayangan Gunung Cikuray memberikan kesan yang mendalam manakala kami saling mencoba menghangatkan diri satu sama lain, yakni dengan masak dan makan malam bersama. Kemudian, dilanjut dengan perkenalan sambil meminum segelas teh hangat disertai canda-tawa. Suasana itulah yang diidam-idamkan oleh setiap pendaki gunung bisa berkumpul dan bercengkrama bersama sepanjang perjalanan supaya berkesan dan tak terasa medan yang harus dilalui.

                              

Di pertengahan malam, kami pun harus melanjutkan perjalanan supaya bisa mengejar waktu untuk bisa melihat matahari terbit dari Puncak Cikuray. Dengan susah payah saya dan kawan-kawan caang membereskan perlengkapan mendaki gunung di tengah tidur kami. Kami harus sigap mengikuti segala instruksi kakak-kakak panitia.

Setapak demi setapak perjalanan kami lalui, sampai setitik tanah datar terlihat dari kejauhan. Saya pun semakin bersemangat menggapai puncak tertinggi di Garut, Jawa Barat bersama kawan-kawan Pramuka Unpad. Akhirnya, kami pun tiba di puncak Gunung Cikuray. Horeee, betapa senangnya perasaan kami saat itu. Namun, saya dan kawan-kawan caang harus dibariskan terlebih dahulu sebelum benar-benar bisa mencicipi indahnya semesta alam dari Puncak Cikuray.

Kumandang azan shubuh terdengar samar-samar, tanda waktu sholat shubuh tiba. Kami masih dibariskan untuk dimintai kesanggupan untuk menjadi anggota Pramuka Unpad seutuhnya. Kami pun sholat shubuh bersama di atas Gunung Cikuray, subhanallah ku panjatkan doa syukur kami bisa melaksanakan ibadah kepada Sang Maha Pencipta di salah satu ciptaan-Nya. Upacara pelantikan dilanjutkan dan akhirnya saya dan kawan-kawan caang secara sah dilantik sebagai anggota Pramuka Unpad.

Gugusan Awan dari Puncak Gunung Cikuray, Garut, Jawa Barat (Foto: Google.com)
Sang mentari bersinar dengan indahnya dari ufuk timur Gunung Cikuray, menandakan pagi hari siap menyambut kami di puncak tertinggi "Swiss Van Java". Gugusan awan bak samudera langit di angkasa membentang luas dari pengamatan kami ketika berada di Puncak Cikuray. Kami pun tak segan untuk segera foto bersama untuk dijadikan kenangan sepanjang hayat kami. Seperti prinsip pendaki yang tidak meninggalkan jejak apapun, selain foto. Maka prinsip leave no trace juga telah kami terapkan sebagai bentuk tanggung jawab seorang pendaki.

Saya dan kawan-kawan angkatan Puncak Cikuray 48 Pramuka Unpad (Dok. Pramuka Unpad)

Sungguh pengalaman yang luar biasa manakala bisa menembus Puncak Cikuray yang begitu dahsyat keindahannya. Pengalaman yang telah menguras fisik, mental, dan emosi kami namun berbuah manis usai melewati tantangan bersama. Semoga perjalanan ini menjadi titik awal kami membangun kekeluargaan dan menyikapi setiap tantangan dengan arif dan bijak.