Menembus Puncak Cikuray
oleh: Deden Rochman Saputro
oleh: Deden Rochman Saputro
Tahukah kamu di mana letak tanah tertinggi di Garut, Jawa Barat? Menelusuri lebih dalam kawasan penghasil dodol ini, terdapat Gunung Cikuray yang merupakan tanah tertinggi "Swiss Van Java" julukan untuk Garut. Ketinggian Gunung Cikuray mencapai 2.814 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Gunung Cikuray di tanah "Swiss Van Java", Garut, Jawa Barat (Foto: Google.com) |
Saat malam tiba, kami pun istirahat sejenak untuk makan, sholat, mengecek perlengkapan, dan briefing bersama. Briefing dilakukan untuk mengetahui medan pendakian yang kami akan tempuh. Pengecekan perlengkapan juga dilakukan untuk memastikan perjalan kami tercukupi dengan perbekalan yang sudah disiapkan sebelumnya. Kami juga melakukan peregangan otot-otot badan setelah beberapa langkah menelusuri perkebunan teh kaki Gunung Cikuray.
Peregangan otot-otot badan (Dok. Pramuka Unpad) |
Saat memasang tenda di kaki Gunung Cikuray ditemani sinar sang rembulan, 2 Desember 2011 pukul 23.47 WIB (Dok. Pramuka Unpad) |
Esok harinya, kami melanjutkan perjalanan kami dan tidak lupa untuk leave no trace yakni tidak meninggalkan sesuatu apapun selain jejak kami. Sebelum perjalanan dilanjutkan, kami menggunakan peta navigasi sebagai panduan pendakian ke Puncak Cikuray. Kami juga menimbang barang bawaan kami yang ada dalam tas keril. Kami pun membagi-bagi berat beban tas keril sama rata supaya "berat sama dijinjing, ringan sama dipikul". Dengan begitu, merupakan awal dari pembentukan kekompakan dan kekeluargaan di antara kami.
Pesona alam kaki Gunung Cikuray kala pagi hari (Dok. Pramuka Unpad) |
Di tengah perjalanan, sesekali kami berhenti untuk istirahat khususnya menunggu kawan kami yang memang belum terbiasa mendaki gunung. Kami saling memberikan dukungan dan motivasi untuk bisa mencapai Puncak Cikuray bersama-sama. Langkah demi langkah kami lalui dan tibalah kami di puncak bayangan Gunung Cikuray. Kabut pun menyelimuti puncak bayangan kala sore itu saat kami memasang tenda untuk bermalam.
Kabut menyelimuti puncak bayangan Gunung Cikuray (Dok. Pramuka Unpad) |
Di pertengahan malam, kami pun harus melanjutkan perjalanan supaya bisa mengejar waktu untuk bisa melihat matahari terbit dari Puncak Cikuray. Dengan susah payah saya dan kawan-kawan caang membereskan perlengkapan mendaki gunung di tengah tidur kami. Kami harus sigap mengikuti segala instruksi kakak-kakak panitia.
Setapak demi setapak perjalanan kami lalui, sampai setitik tanah datar terlihat dari kejauhan. Saya pun semakin bersemangat menggapai puncak tertinggi di Garut, Jawa Barat bersama kawan-kawan Pramuka Unpad. Akhirnya, kami pun tiba di puncak Gunung Cikuray. Horeee, betapa senangnya perasaan kami saat itu. Namun, saya dan kawan-kawan caang harus dibariskan terlebih dahulu sebelum benar-benar bisa mencicipi indahnya semesta alam dari Puncak Cikuray.
Kumandang azan shubuh terdengar samar-samar, tanda waktu sholat shubuh tiba. Kami masih dibariskan untuk dimintai kesanggupan untuk menjadi anggota Pramuka Unpad seutuhnya. Kami pun sholat shubuh bersama di atas Gunung Cikuray, subhanallah ku panjatkan doa syukur kami bisa melaksanakan ibadah kepada Sang Maha Pencipta di salah satu ciptaan-Nya. Upacara pelantikan dilanjutkan dan akhirnya saya dan kawan-kawan caang secara sah dilantik sebagai anggota Pramuka Unpad.
Gugusan Awan dari Puncak Gunung Cikuray, Garut, Jawa Barat (Foto: Google.com) |
Saya dan kawan-kawan angkatan Puncak Cikuray 48 Pramuka Unpad (Dok. Pramuka Unpad) |
Sungguh pengalaman yang luar biasa manakala bisa menembus Puncak Cikuray yang begitu dahsyat keindahannya. Pengalaman yang telah menguras fisik, mental, dan emosi kami namun berbuah manis usai melewati tantangan bersama. Semoga perjalanan ini menjadi titik awal kami membangun kekeluargaan dan menyikapi setiap tantangan dengan arif dan bijak.