Di Balik Kisah Semangat Membatu Timnas U-19
Oleh: Deden Rochman Saputro, Mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad
Data Buku
Judul buku : Semangat Membatu: Official Story Timnas U-19
Penulis : F.X. Rudy Gunawan & Guntur Cahyo Utomo
Penyunting : Nurjannah Intan & Muhammad Ghofur
Penerbit : Bentang, Yogyakarta
Tahun terbit : Februari, 2014
Tebal buku : 226 halaman
Harga : Rp. 49.000,00
Ada
satu ciri khas yang sering dijumpai dalam buku Semangat Membatu: Official Story Timnas U-19, yakni berupa kutipan
dari suatu potongan kalimat di tiap bagian dalam buku ini. Kutipan tersebut
mempunyai makna mendalam, tegas, dan menjadi inti dari pembahasan perbagiannya.
Ciri khas lainnya yaitu terdapat beberapa foto yang menggambarkan isi tulisan
dan suasana nyata dari pemaparan buku tersebut.
Ditulis
dengan gaya berkisah yang khas layaknya feature
berupa ragam kisah perjuangan para pemain dan tim pelatih Timnas U-19 dipadukan
dengan kisah-kisah yang lucu dan jenaka, membuat pembaca merasa seolah-olah
berada dalam kisah tersebut. Pembaca bisa langsung membayangkan bagaimana
kisah-kisah itu menghiasi buku ini.
Penulisan
buku yang berkisah ini ditulis dengan ketulusan hati dari salah satu penulis,
Guntur Cahyo Utomo yang secara langsung mengalami kisah nyata tersebut sehingga
dapat menghadirkan senyum di ruang pembaca. Ditemani oleh F.X. Rudy Gunawan,
penulisan buku ini menjadi lebih hidup karena dengan kemampuannya sebagai
penulis buku sudah terbiasa menuliskan beberapa buku fiksi maupun nonfiksi
termasuk buku inspiratif yang mampu memotivasi para pembacanya.
“Tidak
ada prestasi yang bisa dicapai tanpa melalui proses perjuangan” merupakan salah
satu kutipan dalam buku ini. Kutipan itu menggambarkan perjalanan perjuangan
Timnas U-19 dalam meraih ragam prestasi yang telah diraih. Timnas U-19 menjadi
sebuah solusi untuk menunjukkan satu hal penting dalam pelajaran cinta Tanah
Air, bangsa, dan negara atas berbagai prestasi gemilang mereka. Hal itu menjadi
lembaran baru dalam sejarah bangsa Indonesia di kancah sepak bola dunia.
Sepak
bola sebagai tontonan yang memiliki daya pukau dan pesona yang sangat besar dan
mampu menghipnotis jutaan orang dalam situasi dan kondisi apapun, tak peduli
hujan atau panas. Sepak bola juga mampu menyatukan ragam kekuatan dan menembus
berbagai kabut penghalang. Para pemain ibarat magnet yang mampu menarik semua
perhatian para penonton.
Anak-anak
Timnas U-19 ibarat mutiara yang ditemukan di dasar lautan, karena coach Indra Sjahfri menemukan
bakat-bakat mereka dengan cara blusukan
ke berbagai daerah. Tanpa itu, bakat anak-anak tersebut bisa jadi tenggelam tak
terlihat. Maka, Indra Sjahfi dan segenap tim pelatih mencari bibit-bibit unggul
dari seluruh Indonesia bahkan dari pelosok nusantara untuk menciptkaan sebuah
Timnas yang tangguh dan memiliki semangat optimisme yang tinggi.
Olahraga
secara umum, dan sepak bola khususnya, langsung mengajarkan kemampuan mengatasi
masalah (problem solving) seperti
menghadapi pressure (tekanan),
mengatasi kekuatan lawan, kerja sama tim, sportivitas, bahkan integritas dalam
suatu pendidikan mental yang bisa membentuk karakter kuat. Dengan adanya
kompetisi akan melahirkan sosok yang siap menghadapi segala hasil yang
didapatkannya, baik menang maupun kalah. Namun, yang terpenting dari itu semua
adalah sikap pantang menyerah dan memiliki rasa optimis sekalipun diuji secara
mental dan fisik.
Begitu
pula dengan kata coach Guntur yang
merupakan pelatih mental Timnas U-19 selalu memberikan berbagai motivasi
melalui berbagai metode seperti joget dangdut setelah latihan membuat para pemain
Timnas U-19 rileks kembali. Bahkan
tak segan, coach Guntur memberikan
pendapatnya yang menjadi salah satu kutipan di buku ini, yaitu “Tiap orang bisa
kalah, tetapi saya benci kekalahan. Saya tidak ingin kalah”. Hal itu
menjelaskan sungguh pilihan kata yang cerdas dari seorang pelatih. Akan sangat
berbeda dengan kata-kata seperti “Kalian harus menang. Tidak boleh kalah!”.
Walau bermakna sama, pilihan kata atau diksi dalam hal ini sangat penting
khususnya dalam proses pelatihan sepak bola. Kata-kata yang dipilih para
pelatih harus tepat, positif, dan memiliki kekuatan sugesti dan berpengaruh
pada psikologis para pemain.
Sehari-hari
di tengah hujan deras yang hampir tiap hari mengguyur Kota Batu, para pemain
Timnas U-19 juga bertanggung jawab mengurus berbagai tugas dan kewajiban
mereka, mulai dari mencuci sepatu sampai mengurus persiapan latihan. Mereka
juga selalu tepat waktu sesuai jadwal yang sudah ditentukan para pelatih. Para
pelatih memberi teladan dan contoh konkret, bukan sekadar pidato berapi-api atau
omong kosong tanpa juntrungan.
Semua
hal sederhana itu adalah batu fondasi untuk menjadi pemenang, menjadi sang
juara. Semua hal sederhana itu adalah ramuan untuk menciptakan batu tekad yang
kuat dan tahan badai. Batu tekad yang mampu memberantas semua halangan sebesar
dan sesulit apa pun dalam perjalanan menuju Piala Dunia U-20 2015. Namun,
Timnas U-19 dan Piala Dunia U-20 bukanlah tujuan akhir. Para pemain dan tim
pelatih Timnas U-19 sudah menjadi keluarga “Garuda Muda” yang saling
melengkapi.
Buku
ini mengajarkan kepada kita akan pentingnya sebuah perjuangan yang diawali
dengan dasar tekad dan semangat kuat membentuk suatu semangat bernama semangat
membatu, diambil dari sebuah kota di Jawa Timur sebagai tempat latihan Timnas
U-19. Semangat membatu merupakan semangat yang benar-benar tertancap dalam
dada, raga, dan jiwa para punggawa dan tim pelatih Timnas U-19 dalam
mengibarkan Sang Saka Merah Putih di pentas dunia. Kobaran semangat itu
dilandasi pula dengan semangat patriotisme dan nasionalisme sebagai bangsa
Indonesia yang kuat tekadnya dalam menjaga harkat dan martabat bangsanya
khususnya melalui sepak bola.
Resensi buku ini dimuat di harian umum Pikiran Rakyat, edisi Kami, 23 Oktober 2014 pada rubrik Kampus |