Hi-Tech Student Day 2012

Hi-Tech Student Day 2012
Foto bersama Kakak-Kakak Pramuka Unpad dengan Rektor Unpad, Prof. Ganjar Kurnia usai upacara peringatan HUT RI ke-68 pada Sabtu (17/8/2013) di Kampus Unpad Dipatiukur, Bandung

Rabu, 22 April 2015

Opini Sosial

Gerakan Mewujudkan Kemerdekaan Palestina




Puncak peringatan ke-60 Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang akan diselenggarakan di Bandung pada Jumat (24/4) mendatang harus menjadi momentum bersejarah dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina. Pasalnya, sejarah mencatat sebagian besar negara-negara peserta KAA merupakan negara yang masih terjajah dan merdeka setelah penyelenggaraan KAA pertama pada tahun 1955 di Bandung. Setidaknya ada 20 negara Asia-Afrika yang merdeka usai perhelatan tersebut.

Para delegasi KAA tahun ini sudah tiba di Jakarta sejak Minggu (19/4) lalu dan pada Rabu (23/4) secara resmi KAA dibuka langsung oleh Presiden RI Joko Widodo. Tentu kita masih ingat terhadap janji Presiden Jokowi saat kampanye pada Pilpres lalu yang menyatakan akan membebaskan Palestina dari penjajahan. Layaknya orasi Bung Karno pada saat itu, Jokowi pun mengusung misi yang sama untuk berupaya menjadikan Palestina sebagai negara yang merdeka.

Seperti ini kutipan pernyataan Bung Karno pada tahun 1962, 
“Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah Bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.”
Ir. Soekarno

Sah-sah saja bila Jokowi menggunakan misi Bung Karno dalam memerdekakan Palestina, namun jangan sampai salah satu janji kampanye itu sebatas janji saja tanpa bukti yang berarti. Maka, saat inilah waktu yang tepat untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina dalam forum internasional bernama KAA.

Pada pertemuan pertama peringatan ke-60 KAA tahun ini, deklarasi dukungan kemerdekaan negara Palestina kembali disepakati melalui pertemuan para pejabat tinggi KAA di Jakarta pada Minggu (19/4). Deklarasi ini pun akan diputuskan pada puncak KAA di Bandung pada Jumat (24/4). Terlebih khusus aspek penting yang harus nyata dibahas adalah komitmen Asia-Afrika untuk membantu Palestina mempersiapkan diri dalam menjalankan pemerintahan saat sudah merdeka.

Tentu saja dengan adanya outcome KAA yaitu “Declaration of Palestine” berarti bisa menjadi ajang pembuktian bagi pemerintahan Jokowi-JK untuk secara konsisten mendukung kemerdekaan Palestina. Dalam pelaksanaan mewujudkan hal itu, maka poin pertama yang harus ditekankan adalah kemerdekaan Palestina sebagai solusi untuk mengakhiri konflik dengan Israel dan berakhirnya pula pendudukan Isreal dari tanah Palestina. Poin kedua, negara-negara pendukung kemerdekaan Palestina juga mendesak terselenggaranya pemilihan umum di Palestina sesegera mungkin.

Berbanding lurus dengan outcome KAA dan janji kampanye Jokowi untuk memerdekakan Palestina, maka dibuatlah sebuah gerakan massal di media sosial dan unjuk rasa secara nyata oleh masyarakat Indonesia dengan tajuk #KAAforPalestine. Gerakan ini merupakan propaganda kepada para delegasi KAA untuk benar-benar membantu Palestina untuk mendapatkan kemerdekaannya setelah sekian lama tanah mereka dicaplok oleh Israel. Selama puluhan tahun sudah ribuan jiwa rakyat Palestina melayang akibat pertempuran di Jalur Gaza dan Tepi Barat, Palestina antara pejuang Hamas (Palestina) dan tentara Israel.

Sungguh peristiwa tersebut sangat memilukan dan menyayat hati manusia di seluruh dunia, di mana letak perikemanusiaan yang dilakukan oleh pihak Israel dan juga sekutunya? Sudah saatnya momen KAA ini menjadi tonggak sejarah penggerak kemerdekaan suatu bangsa memiliki hak atas tanah yang didiaminya menjadi sebuah negara yang berdaulat. Kembalikan lagi semangat anti imprealisme pada saat awal pertama KAA ini dibentuk. Mari segenap bangsa-bangsa Asia-Afrika saling bahu-membahu mewujudkan kemerdekaan Palestina.

Penulis: Deden Rochman Saputro, Mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad