Puisi
Termenung
oleh Deden Rochman S
Sampai tiba di
puncak duapuluh, ku terbangun dari mimpiku yang belum berujung
Melihat
sekeliling tampak tak berubah, merasuk sukma jiwa yang terdalam
Terbesit rasa
ingin mengulang, untuk menapaki tangga menuju puncak duapuluh
Apakah aku harus
coba mengambil jejak langkah tadi
Getar hati dan
pikiran tak henti-hentinya membayangkan pencapaian di puncak duapuluh
Mengapa begitu
cepatnya hingga ku sempat terdiam sejenak
Tak adakah suatu
haluan yang mengarahkan ku untuk melanjutkan ke puncak selanjutnya
Namun ternyata
masih berada dalam jalan yang sama menyusuri jalur kesuksesan
Ya, ku rasakan
hembusan sunyinya malam di tanah pendidikan bumi sangkuriang
Tapi, cuplikan
doa terselip dalam tidur ku tadi hingga menyadari bahwa ku berada di puncak
yang baru
Mampukah aku
terus meratapi tangga puncak lainnya? Atau ku berdiam sejenak di puncak yang
baru untuk kontribusi menuju aksi sesungguhnya
Ataupun sekedar
bergerak membangun suatu bangunan kokoh di puncak baruku ini untuk kontribusi?
Ya, ku sadari
itu... sungguh ku sadar... ku sudah terbangun...
Tiba saatnya ku membangun
kembali semua harapan dan cita-citaku di masa depan
Dorongan
terbesar dalam hidupku hanya satu, cinta sosok ibu karena Sang Maha Pencipta...
Yang mampu
menciptakan ku melalui sosok ibuku
Butiran-butiran
doa mengalir bebas di udara walau dari tempat berbeda namun terasa hingga ku
bernafas
Ada hembusan doa
yang ku rasakan mengalir deras di relung sanubariku...
Menyatu dengan
pikiran harus berbuat seperti apa di puncak baruku
Kali ini
berbeda, aku rasa sudah cukup ku menyimpan keinginan di perbekalan puncak baru
Ku harus mencari
perbekalan terbaru, lebih dari sekedar keinginan menjadi sebuah komitmen
harapan
Untuk selalu
mengejar cahaya cinta dan cita
Melalui jalur di
puncak baru, aku sudah mulai semakin dewasa,
Harus ku bangun
semua dengan senyuman dan cinta,
Tak ada guna
berkeluh kesah menyalahi kerikil keadaan,
Karena jalan
terjal masih di depan mata
Menelisik puncak
nol hingga belasan lalu, rasanya sungguh luar biasa
Membekas dalam
hati, pikiran, dan jiwa dengan seribu tindakan
Tak mungkin pula
ku harus merasa bahwa ku mengarungi puncak baru seorang diri
Karena puncak
terdahulu, banyak cinta dan kasih sayang dari kawan-kawan yang juga mempunyai
puncakan kehidupan
Ku yakin ada
secercah cahaya harapan menyelimuti relung sanubari
Untuk selalu
menyusuri pendakian di puncak baruku ini
Tak akan ku
biarkan hambatan diri menyergap cita dan asaku namunku jadikan lecutan impian
Gelora angkasa
membangunkan rasa yang hampa
Menjadi sebuah
jiwa dengan rasa penuh cita
Tak lagi ku
mencari apa yang telah ku ciptakan
Karena rasa
cipta dan karya berasal dari jiwa
Jiwa yang harus
digerakkan dengan jalan Sang Maha Pencipta
Supaya
senantiasa menghargai setiap anugerahnya ,
Termasuk di
puncak baru, puncak duapuluh, puncak termenung
Untuk bergerak
jauh dan ledakkan impian menjadi kenyataan
***
(29Des2012)
(29Des2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar